Ketika Nabi Adam AS diturunkan ke bumi, beliau tidak lagi memperoleh
makanan secara mudah seperti di surga. Beliau harus bekerja keras untuk
memperoleh buah-buahan atau daging untuk dimakan. Ketika beliau memperoleh
binatang buruan dan menyembelihnya, ternyata tidak bisa langsung dimakan begitu
saja karena masih mentah dan tentunya tidak enak. Karena itu beliau berdoa
kepada Allah agar diturunkan api untuk memasak.
Maka Allah SWT mengutus Malaikat Jibril meminta sedikit api kepada
Malaikat Malik di neraka, untuk keperluan Nabi Adam tersebut. Malik berkata, “Wahai
Jibril, berapa banyak engkau menginginkan api??”
Jibril berkata, “Aku menginginkan api neraka itu seukuran buah kurma!!”
Malik berkata, “Jika aku memberikan api neraka itu seukuran buah
kurma, maka tujuh langit dan seluruh bumi akan hancur meleleh karena
panasnya!!”
Jibril berkata, “Kalau begitu berikan saja kepadaku separuh buah
kurma saja!!”
Malik berkata lagi, “Jika aku memberikan seperti apa yang engkau
inginkan, maka langit tidak akan menurunkan air hujan setetespun, dan semua air
di bumi akan mengering sehingga tidak ada satupun tumbuhan yang hidup!!”
Malaikat Jibril jadi kebingungan, sebanyak apa api neraka yang ‘aman’
untuk kehidupan di bumi?? Karena itu ia berdoa, “Ya Allah, sebanyak apa api
neraka yang harus aku ambil untuk kebutuhan Adam di bumi??”
Allah berfirman, “Ambilkan api dari neraka sebesar zarrah (satuan
terkecil, atom)!!”
Maka Jibril meminta api neraka kepada Malik sebesar zarrah dan
membawanya ke bumi. Tetapi setibanya di bumi, Jibril merasakan api yang sebesar
zarrah itu masih terlalu panas, maka beliau mencelupkan (membasuhnya) sebanyak tujuhpuluh
kali ke dalam tujuhpuluh sungai yang berbeda. Baru setelah itu beliau
membawanya kepada Nabi Adam, dan meletakkannya di atas gunung yang tinggi.
Tetapi begitu api tersebut diletakkan, gunung tersebut hancur
berantakan. Tanah, batuan, besi dan semua saja yang ada di sekitar api itu
menjadi bara yang sangat panas, dan mengeluarkan asap. Bahkan api yang sebesar
zarrah itu terus masuk menembus bumi, dan hal itu membuat Jibril khawatir.
Karena itu ia segera mengambil api tersebut dan membawanya kembali ke neraka. Bara
terbakar yang ditinggalkan itulah yang sampai sekarang ini menjadi sumber api
dunia, termasuk yang menjadi magma-magma di semua gunung berapi di bumi ini.
Tidak bisa dibayangkan bagaimana panasnya api neraka tersebut. Kalau bara
api dunia itu umumnya berwarna merah, maka bara api neraka itu berwarna hitam
kelam, seperti hitamnya gelap malam. Nabi SAW pernah menanyakan tentang keadaan
api neraka itu, maka Malaikat Jibril berkata, “Sesungguhnya Allah SWT
menciptakan neraka, lalu menyalakan api neraka itu selama seribu tahun sehingga
(baranya) berwarna merah. Kemudian (Allah) menyalakannya (menambah panasnya)
selama seribu tahun lagi sehingga (baranya) berwarna putih, dan (Dia)
menyalakannya (menambah panasnya) selama seribu tahun lagi sehingga (baranya)
berwarna hitam. Maka neraka itu hitam kelam seperti hitamnya malam yang sangat
gelap pekat, tidak pernah tenang kobaran apinya dan tidak pernah padam
(berkurang) bara apinya!!”
sangat bermangfaat artikelnya :)
BalasHapushttp://pebriscreamo.blogspot.com
salam.. boleh tahu hadith diatas diambil dari kitab hadith yang mana? tntg sanadnya, tntg darjatnya.. terima kasih penulis jika sudi membalas msg ini, sbb sy perlukan hadith ni.. :)
BalasHapusAssalamu'alaikum Wr Wb, kisah tersebut dirangkai dan disunting dari Kitab Durratun Nashihin yang disusun Syeh Usman bin Hasan al Khaubawi, dan Kitab Mukasyafatul Qulub yang disusun oleh Imam al Ghazali, dan beberapa kitab lainnya sebagai pembanding. Hanya memang tidak disebut perawi haditsnya. Wallahu A'lam, Wass Wr Wb
BalasHapus