Minggu, 12 Februari 2012

Kedermawanan Seorang Majusi

            Seorang wanita dari kalangan Alawiyah (keturunan dari Ali bin Abi Thalib, termasuk dalam Ahlul Bait Nabi SAW) hidup dalam keadaan fakir setelah ditinggal wafat suaminya. Ia mempunyai beberapa orang anak perempuan yang masih kecil. Karena khawatir orang-orang di sekitarnya akan gembira karena penderitaannya, wanita janda dan anak-anak yatimnya itu meninggalkan tanah kelahirannya, pindah ke suatu tempat, yang ia sendiri belum tahu ke mana? 
            Dalam perjalanannya, wanita tersebut memasuki suatu desa dan tinggal di masjid yang kosong. Karena anak-anaknya dalam keadaan lapar, wanita tersebut mencoba mencari (meminta) makanan dari warga sekitar masjid, yang tentunya tidak mengenal kalau dia seorang Alawiyah. Ia memasuki suatu rumah dari seorang muslim yang tampak berkecukupan, yang ternyata adalah salah seorang pembesar di desa tersebut. Ia berkata, “Saya ini seorang perempuan asing….”
            Dan wanita tersebut menyebutkan keadaannya dan anak-anaknya yang dalam kelaparan, tetapi lelaki tersebut mengabaikannya begitu saja. Maka wanita itu meninggalkan rumah tersebut, dan berjalan lagi sampai di suatu rumah lainnya. Permilik rumah tersebut yang ternyata beragama Majusi, menyambut kehadirannya dengan gembira. Setelah ia menceritakan keadaannya, lelaki Majusi itu memenuhi kebutuhannya, bahkan ia mengirim salah seorang istrinya menjemput anak-anak wanita tersebut di masjid dan membawanya untuk tinggal di rumahnya. Ia begitu memuliakan Wanita Alawiyah dan anak-anak yatimnya itu, layaknya terhadap kaum kerabatnya sendiri.
            Pada malam harinya, lelaki muslim yang didatangi Wanita Alawiyah itu bermimpi, seolah-olah hari kiamat telah tiba. Ia melihat Rasulullah SAW berdiri di samping sebuah gedung yang amat megah dan indah, maka ia mengucap salam kepada beliau dan berkata, “Ya Rasulullah, untuk siapakah gedung itu?”
            “Untuk orang-orang Islam!!” Kata Nabi SAW
            Lelaki itu berkata penuh harap, “Saya adalah orang Islam, saya juga bertauhid!!”
            Tetapi tanpa diduga, Nabi SAW bersabda dengan nada kurang ramah, “Tunjukkan buktinya di hadapanku!!”
            Lelaki tersebut tampak bingung mendengar sabda beliau dengan nada seperti itu, bahkan ketakutan. Kemudian Nabi SAW menceritakan tentang wanita yang telah mendatanginya meminta sesuatu dan ia mengabaikannya itu, dan ia terbangun dari mimpinya. Tampak tergambar kesedihan dan penyesalan tak terkira di wajahnya karena sikapnya terhadap Wanita Alawiyah tersebut.
            Keesokan harinya ia berjalan berkeliling untuk mencari wanita tersebut, dan akhirnya ditunjukkan ke tempat orang Majusi. Setelah bertemu, ia meminta dengan sangat agar lelaki Majusi itu menyerahkan wanita dan anak-anak yatimnya tersebut kepadanya. Lelaki Majusi itu menolak dengan keras permintaannya, dan berkata, “Kami benar-benar merasakan berkah dari kehadiran wanita tersebut dan anak-anaknya!!”
            Lelaki Muslim itu mengeluarkan sekantong uang sambil berkata, “Ambillah uang seribu dinar ini, dan serahkanlah mereka kepadaku!!”
            Lelaki Majusi tetap bertahan menolak permintaan tersebut walaupun “disuap” dengan seribu dinar. Lelaki Muslim yang juga pembesar desa itu tampaknya ingin memaksakan kehendaknya, dengan memanfaatkan kekuasaannya. Segala cara, dari yang halus hingga yang kasar dilakukannya untuk bisa membawa wanita Alawiyah itu beserta anak-anaknya.  
Karena lelaki Muslim itu begitu memaksa, maka lelaki Majusi itu berkata, “Apa yang engkau inginkan itu, akulah yang lebih berhak dengannya. Mungkin engkau bermimpi sebagaimana aku memimpikannya, dan gedung yang engkau lihat dalam mimpi itu diciptakan untukku. Apakah engkau ingin membanggakan keislamanmu padaku?” Demi Allah, aku dan seluruh keluargaku tidaklah tidur tadi malam kecuali telah memeluk Islam di tangan wanita tersebut…”
Kemudian lelaki Majusi yang sebenarnya telah memeluk Islam itu menceritakan, bahwa dalam mimpinya tersebut ia bertemu Rasulullah SAW berdiri di sisi gedung yang megah dan indah, sebagaimana dimimpikan si lelaki muslim, dan beliau bersabda, “Apakah wanita Alawiyah dan anak-anak perempuannya itu ada di sisimu?”
“Benar, ya Rasulullah!!” Katanya.
“Gedung ini milikmu dan selutuh anggota keluargamu!!” Kata Nabi SAW, dan setelah itu lelaki Majusi tersebut terbangun.
Riwayat lain menyebutkan, lelaki tersebut tetap dalam agama Majusi ketika tidur dan bermimpi itu. Setelah tersentak bangun dari impiannya, ia segera menemui wanita Alawiyah tersebut dan berikrar memeluk Islam beserta seluruh anggota keluarganya.
Lelaki Muslim itu akhirnya pulang dengan kesedihan dan penyesalan yang tidak terkira. Kalau saja ia bisa membalikkan (memundurkan) waktu, tentu ia akan mengambil sikap yang berbeda. Tetapi seperti kata pepatah, pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. Tidak ada jalan untuk “mengambil” keutamaan yang telah hilang, kecuali dengan taubat dan terus bertaubat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar