Sekelompok
tabiin (mereka yang berguru pada sahabat Nabi SAW) mengunjungi seorang tabiin
lainnya yang bernama Abu Sinan. Tetapi belum sempat berbincang, Abu Sinan
berkata, “Mari ikut bersamaku bertakziah pada tetanggaku yang saudaranya
meninggal!!”
Mereka segera beranjak ke rumah
tetangga Abu Sinan, dan mendapati lelaki itu menangis mengeluhkan keadaan
saudaranya yang telah meninggal dan dimakamkan. Para
tabiin itu berusaha menghibur dan menyabarkannya dengan berkata, ”Tidakkah
engkau tahu bahwa kematian itu adalah sebuah jalan dan kepastian yang tidak
bisa dihindarkan??”
Lelaki itu berkata, “Memang benar,
tetapi aku menangisi saudaraku yang kini menghadapi siksa kubur!!”
Sesaat mereka saling berpandangan, kemudian
berkata, “Apakah Allah memperlihatkan kepadamu tentang berita ghaib??”
Ia berkata, “Tidak, tetapi saat
selesai memakamkannya dan orang-orang meninggalkan kuburnya, aku duduk
sendirian meratakan tanah kuburan sambil mendoakannya Tiba-tiba terdengar suara
dari dalam tanah : …aach, mereka meninggalkan aku sendirian menghadapi siksa
ini, padahal aku benar-benar telah berpuasa, aku benar-benar telah melaksanakan
shalat….”
Sesaat lelaki itu terdiam berusaha
menahan isak tangisnya, lalu berkata lagi, “Mendengar perkataan itu, aku jadi
menangis dan menggali lagi kuburannya untuk melihat apa yang sedang
dihadapinya. Aku melihat api menjilat-jilat di sana , dan di lehernya melingkar sebuah kalung
dari api. Rasa sayang dan kasihan membuatku ingin mengurangi deritanya, maka
aku mengulurkan tangan untuk melepas kalung api itu, tetapi tangan dan
jari-jemariku justru tersambar api sebelum sempat menyentuhnya….!!”
Ia menunjukkan tangannya yang tampak
menghitam bekas terbakar, dan berkata lagi, “Aku segera menutup kembali
kuburnya, dan terus menerus bersedih, menangis dan menyesali keadaan
dirinya….!!”
Mereka berkata, “Sebenarnya apa yang
telah dilakukan saudaramu di dunia hingga mendapat siksa kubur seperti itu??”
Ia berkata, “Dia tidak mengeluarkan
zakat hartanya!!”
Salah seorang dari para tabiin itu
yang bernama Muhammad bin Yusuf al Qiryabi berkata, “Peristiwa itu membenarkan
firman Allah SWT : Sekali-kali janganlah
orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari
karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya
kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala
warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS Ali Imran 180)… Sedangkan saudaramu itu disegerakan siksanya di
alam kubur hingga hari kiamat tiba….”
Abu Dzarr
berkata, “Mereka (kaum Yahudi, Nashrani dan Majusi) telah jelas tempatnya di
neraka, adapun Allah memperlihatkan keadaan orang-orang yang beriman (yang
mengalami siksa) itu kepada kalian, agar kalian dapat mengambil ibarat
(pelajaran). Bukankah Allah telah berfirman : Sesungguhnya telah datang dari
Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka Barang siapa melihat (kebenaran itu),
maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barang siapa buta (tidak melihat
kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad)
sekali-kali bukanlah pemelihara kamu. (QS al An’am 104)….!!”
Note:dkmh158
Tidak ada komentar:
Posting Komentar